Wisata : Candi Ratu Boko

- Senin, April 03, 2017

Wisata : Candi Ratu Boko

 
Istana Ratu Boko merupakan sebuah bangunan megah yng dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, satu dari sekian banyaknya keturunan Wangsa Syailendra. Istana yng awal mulanya bernama Abhayagiri Vihara (berguna biara di bukit yng penuh kedamaian) ini didirikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tempat menyepi serta memfokuskan diri pada ke hidup-an spiritual. Berada di istana ini, kamu mampu merasakan kedamaian sekalian melihat pemandangan kota Yogyakarta serta Candi Prambanan yang dengannya latar Gunung Merapi.
Istana ini terdapat atau terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yakni tengah, barat, tenggara, serta timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, serta Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, serta kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, serta kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat cuma terdiri atas perbukitan.
Bila masuk dari pintu gerbang istana, kamu akan langsung menuju ke bagian tengah. Dua buah gapura tinggi akan menyambut kamu. Gapura pertama mempunyai 3 pintu sementara gapura kedua mempunyai 5 pintu. Bila kamu cermat, pada gapura pertama akan didapati goresan pena 'Panabwara'. Kata itu, didasari prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yng mengambil alih istana. Tujuan penulisan namanya merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melegitimasi kekuasaan, memberikan 'kekuatan' menjadikan lebih agung serta memberikan ciri bahwasanya bangunan itu merupakan bangunan utama.
Sekitar 45 meter dari gapura kedua, kamu akan menemui bangungan candi yng berbahan dasar batu putih menjadikan disebut Candi Batu Putih. Tidak jauh dari situ, akan didapati juga Candi Pembakaran. Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) serta mempunyai 2 teras. Sesuai namanya, candi itu dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembakaran jenasah. Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak serta kolam akan ditemui lantas bila kamu berjalan tidak lebih lebih 10 meter dari Candi Pembakaran.
Sumur penuh misteri akan ditemui bila berjalan ke arah tenggara dari Candi Pembakaran. Konon, sumur yang telah di sebutkan bernama Amerta Mantana yng berguna air suci yng diberikan mantra. Kini, airnya pun masih Suka dipakai. Masyarakat setempat mengatakan, air sumur itu bisa membawa keberuntungan bagi pemakainya. Sementara orang-orang Hindu mempergunakannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk Upacara Tawur agung sehari sebelum Nyepi. Penggunaan air dalam upacara diyakini bisa mendukung tujuannya, yakni bagi atau bisa juga dikatakan untuk memurnikan diri kembali dan mengembalikan bumi serta isinya pada harmoni awal mulanya. YogYES merekomendasikan kamu berkunjung ke Candi Prambanan sehari sebelum Nyepi andai ingin melihat proses upacaranya.
Melangkah ke bagian timur istana, kamu akan menjumpai dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter serta stupa Budha yng terlihat tenang. Dua buah gua itu terbentuk dari batuan sedimen yng disebut Breksi Pumis. Gua yng berada lebih atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yng berada di bawah disebut Gua Wadon. Persis di muka Gua Lanang terdapat sebuah kolam serta tiga stupa. Didasari sebuah penelitian, diketahui bahwasanya stupa itu adalah Aksobya, satu dari sekian banyaknya Pantheon Budha.
Walau didirikan oleh seorang Budha, istana ini mempunyai unsur-unsur Hindu. Itu bisa dilihat yang dengannya adanya Lingga serta Yoni, arca Ganesha, dan lempengan emas yng bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" menjdai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yng adalah nama lain Dewa Siwa. Adanya unsur-unsur Hindu itu memperlihatkan adanya toleransi umat beragama yng tercermin dalam karya arsitektural. Memanglah, era itu Rakai Panangkaran yng adalah pengikut Budha hidup berdampingan yang dengannya para pengikut Hindu.
Tidak banyak yng tahu bahwasanya istana ini merupakan saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Balaputradewa pernah sempet melarikan diri ke istana ini sebelum ke Sumatera disaat diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak lantaran terasa menjdai orang nomor dua di pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan yang dengannya Pramudhawardani (saudara Balaputradewa. Sesudah ia kalah serta melarikan diri ke Sumatera, barulah ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.
Menjdai sebuah bangunan peninggalan, Istana Ratu Boko mempunyai keunikan dibanding peninggalan lain. Andai bangunan lain biasanya berupa candi ataupun kuil, maka sesuai namanya istana ini menunjukan ciri-ciri menjdai tempat tinggal. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang serta atap yng terbuat dari bahan kayu, walau kini yng tertinggal cuma batur-batur dari batu saja. Telusurilah istana ini, maka kamu akan memperoleh lebih tidak sedikit lagi, di antaranya pemandangan senja yng Amat indah. Seorang turis asal Amerika Serikat mengatakan, "Ini dia senja yng terindah di bumi."
Sumber : http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/ratu-boko/

Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Wisata : Candi Ratu Boko

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wisata : Candi Ratu Boko