Wisata : Alunalun Kidul Yogya

- Sabtu, April 08, 2017

Wisata : Alunalun Kidul Yogya

 

Kamu yng pernah tinggal di Yogyakarta, tentu takkan mampu tidak lagi mengingat nuansa akrab di Alun-alun Kidul. Di tengah malam bersama sahabat kuliah, kamu mungkin pernah duduk di tikar yng tersedia di warung sekitar sambil berbincang perihal tugas kuliah sampai-sampai saudara termuda kelas pujaan. Mampu jadi juga kamu Suka menikmati kehangatan minuman sambil bercengkrama yang dengannya tetangga sekampung ataupun rekan sekerja semasa di Yogyakarta.
YogYES mengajak kamu mengenang seluruh memori itu serta berkunjung lagi ke Yogyakarta bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyapa sahabat serta merasakan lagi nuansa Alun-Alun Kidul. Bagi yng belum pernah ke Yogyakarta, goresan pena ini akan memperkenalkan kehangatan serta keakraban daerah yng Suka disingkat yang dengannya nama Alkid ini. Kamu akan tahu bahwasanya nuansa Alun-Alun Kidul mampu dinikmati siapa pun tanpa kenal status sosial serta menjadi makin ramai disaat malam menjelang.
Alun-Alun Kidul adalah wilayah di belakang kompleks bangunan Kraton Yogyakarta yng mampu dijangkau yang dengannya berjalan ke arah selatan dari Pusat Makanan Khas Gudeg Wijilan. Disimbolkan yang dengannya gajah yng mempunyai watak tenang, Alun-Alun Kidul adalah penyeimbang Alun-Alun Utara yng mempunyai watak ribut. Karenanya, Alun-Alun Kidul dianggap tempat palereman (istirahat) para Dewa. Serta terperinci kini telah menjadi tempat ngleremke ati (menenangkan hati) bagi tidak sedikit orang.
Pukul lima sore merupakan awal keramaian Alun-Alun Kidul. Tenda-tenda pedagang mulai didirikan serta bahan makanan ataupun minuman yng akan dijajakan pun disiapkan. Begitu gelap, kamu mampu mulai mencoba makanan serta minuman yng dijajakan. Bila berjalan ke satu dari sekian banyaknya sudutnya, kamu akan menemukan kedai ronde, sebuah minuman berkomposisi wedang jahe, kacang, kolang kaling serta bulatan dari tepung beras berisi gula jawa cair yng Anget. Harganya pun cukup murah, cuma sekitar Rp 2.500,00.
Tidak jauh dari penjaja ronde, kamu akan menemukan pedagang wedang bajigur. Meski tetap menyuguhkan minuman bercitarasa jahe, akan tetapi komposisi minuman itu tetap berbeda. Kuah wedang bajigur terbuat dari santan kelapa, jahe, bubuk kopi serta sirup gula jawa. Umumnya, wedang itu diisi irisan roti tawar, kelapa yng diiris kotak serta kolang-kaling. Kehangatannya mampu menyapu dinginnya malam serta meramaikan suasana berkumpul kamu.
Andai lapar, kamu pula bisa menyantap banyak sekali hidangan. Bebakaran semisal jagung bakar, pisang bakar serta roti bakar merupakan sahabat yng tepat andai kamu memesan wedang bajigur. Jagung bakar yng dijual di sini dibakar yang dengannya mentega serta saus sambal sampai-sampai matang akan tetapi tidak gosong, sementara pisang bakarnya diberi coklat yng akan melumer andai dibakar. Keduanya benar-benar bisa atau mampu memanjakan lidah. Roti bakarnya pun tersedia dalam ragam rasa menjadikan bisa atau mampu menggugah selera.
Pilihan lauk bila ingin bersantap yang dengannya nasi pula tersedia. Ayam bakar, macam-macam ikan bakar sampai-sampai tempe tersedia. Masakannya mungkin biasa, akan tetapi bila bisa atau mampu menjadikan nuansa alun-alun kidul menjdai bumbu masakannya, tentu akan menjadi luar biasa. Yang dengannya konsep lesehan, biasanya warung makan di daerah alun-alun ini menjajakan makanan yang dengannya harga tidak tidak murah. Kamu mampu kenyang yang dengannya cuma mengeluarkan Rp 5000,00 saja.
Usai memanjakan lidah, kamu mampu berupaya atraksi yng dinamai Masangin, yakni melewati jalan antara dua beringin yng ada di tengah alun-alun yang dengannya mata ditutup kain hitam. Konon, andai orang bisa atau mampu melewatinya serta tidak serong ataupun menabrak maka ia akan mendapatkan berkah tidak terhingga. Namun, jangan berupaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengintip, karena andai di lakukan kamu akan masuk ke dunia lain. Kamu akan mendapati alun-alun dalam keadaan sepi serta susah bagi atau bisa juga dikatakan untuk kembali ke alam nyata lagi.Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencobanya, kamu cukup menyewa kain hitam seharga Rp 3.000,00.
Kamu pula mampu berbincang yang dengannya satu dari sekian banyaknya penyewa kain hitam bernama Albertus Harjo Suwito yng sudah menjadikan alun-Alun Kidul menjdai tempat mencari nafkah selama 30 tahun. Menurutnya, bisnis persewaan kain hitam tidak cuma usaha akan tetapi pula bentuk pelestarian budaya serta kepercayaan masyarakat jaman dahulu. Ritual melewati dua pohon beringin yng disebutnya Ngalah Berkah itu bukanlah takhayul, akan tetapi sebuah sarana bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghantarkan permohonan pada Tuhan. Terkabul ataupun tidaknya bergantung pada Sang Kuasa.
Di waktu-waktu tertentu, kamu bisa melihat pagelaran wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad. Akan tetapi, bagi atau bisa juga dikatakan untuk melihatnya kamu butuh persiapan lantaran biasanya wayang digelar semalam suntuk. Kamu pula bisa melihat persiapan para prajurit kraton bagi atau bisa juga dikatakan untuk merayakan Grebeg (perayaan memperingati Maulud Nabi). Di alun-alun ini dia seluruh prajurit berkumpul bagi atau bisa juga dikatakan untuk melaksanakan gladi resik sehari sebelum perayaan serta berangkat ke alun-alun utara pada hari perayaan.
Selain malam hari, kamu pula mampu mengunjungi alun-alun ini, tentu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyaksikan sesuatu yng berbeda. Kamu mampu melihat gajah kraton di Sangkar Gajah di siang hari ataupun melihat pertandingan sepak bola anak-anak serta remaja sekitar alun-alun di sore hari. Di pinggir alun-alun ini juga era siang tidak sedikit pedagang klithikan yng berjualan. Kamu mampu berburu barang-barang antik di situ.
Sumber : http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/other/alun-alun-kidul/

Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Wisata : Alunalun Kidul Yogya

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wisata : Alunalun Kidul Yogya