Kuliner Palembang - Nasi Minyak H. Abuk

- Minggu, Mei 07, 2017

Kuliner Palembang - Nasi Minyak H. Abuk

 

Wisata Masakan Indonesia #398
Masakan Palembang
Nasi Minyak Haji Abuk
Jl. DR. M. Isa No. 9 / 823, Pasar Kuto - Palembang
Telp: 0711 - 352656
"Pilihan lauknya tepat pak, itu memanglah lauk-lauk yng menjadi khas di tempat ini menjdai sahabat makan nasi minyak", begitu ujar sang bapak penjaga warung H. Abuk, disaat memeriksa serta menghitung hidangan yng "menghilang" lantaran saya santap dari meja. Ya, peluang saya ke Palembang di artikel ini tidak saya sia-siakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencoba hidangan Nasi Minyak, sajian yng dulunya konon menjadi sajian langsung di Kesultanan. Warung H. Abuk menjadi kedai yng direkomendasikan tidak sedikit orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati masakan ini, sebuah warung simpel yng terdapat atau terletak di daerah Pasar Kuto Palembang. Begitu masuk ke dalam warung ini, sang Bapak menyambut ramah yang dengannya menanyakan apa yng hendak saya santap. Saya pun (meski baru pertama datang ke tempat ini) yang dengannya penuh keyakinan meminta disediakan satu porsi nasi minyak yang dengannya aneka lauk yng disajikan di meja, laksana rumah makan padang. Yng pertama hadir merupakan Nasi minyaknya itu sendiri, yng langsung menyergap indera penciuman saya yang dengannya aroma rempah yng kuat. Aroma yng hampir serupa andai kita menikmati sajian Nasi Kebuli. Saya Perlu menahan diri bagi atau bisa juga dikatakan untuk tak langsung merasakan nasi minyak ini hingga seluruh lauk tersaji serta mampu difoto sebelum disantap. Tidak berapa lama hadir lauk yng siap menemani sang nasi minyak ini. Apa saja lauk-lauk yng hadir di meja?
Nasi Minyak, ditemani Malbi, Burung Punai Goreng, Sate Pentol serta Sambal Nanas
Ada enam piring kecil yng masing-masing berisi: malbi, kari kambing, sate pentol, gulai tunjang, ayam goreng serta burung punai (puyuh) goreng. Oh iya, tersaji juga dua piring lain-lainnya yng berisi sambal nanas serta acar timun/wortel. Tentunya tak seluruh sanggup saya cicipi, maka saya ambil tiga lauk yng saya yakin susah didapati di tempat lain. Yng pertama merupakan Malbi, sejenis semur (ataupun rendang yah?) khas Palembang, yang dengannya cita rasa manis namun mempunyai aroma rempah yng kuat. Bumbu manisnya meresap ke dalam potongan daging sapi yng menjadi bahan utamanya. Kedua, saya raih burung punai goreng, ukuran burung yng kecil membuat tekstur dagingnya renyah lantaran digoreng kering yang dengannya cita rasa gurih layaknya ayam goreng bumbu kuning. Yng ketiga saya ambil sate pentol, semisal perkedel yng dibuat dari daging cincang serta sayur-sayuran. Namun ada satu kawan nasi samin yng tidak boleh ditinggalkan: sambal nanas. Ya sambal yng disajikan di sini memanglah special, sambal dibuat selalu baru yang dengannya nanas segar. "Kita tak pernah menyimpan sambal nanas ini, selalu buat sehari-hari, makanya rasanya selalu terjaga segar", demikian ujar si Bapak yng langsung saya amini. Seolah seluruh sajian itu direkatkan yang dengannya kehadiran sambal nanas ini.
Gulai Tunjang khas dari Warung H. Abuk.
Sebetulnya tiga hidangan lain-lainnya pula tidak kalah menarik hati, sebut saja Kari Kambing yang dengannya bumbu kari yng "kearab-araban". Daging kambingnya empuk serta tidak berbau, di dalam kuah kental kari yng gurih. Ataupun Gulai Tunjang yang dengannya daging kikil yng tebal nan mempesona. Pula ayam goreng yng dari ukurannya tampaknya dari ayam kampung serta digoreng kering yang dengannya taburan bumbu serundeng di atasnya. Ah, andai rongga perut ini mempunyai "extra baggage" takkan kubiarkan orang-orang cuma mejeng di meja tanpa disentuh percis sekali. Oh ya biaya yng saya keluarkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati sajian tadi taklah terlalu besar. Harga satu porsi Nasi Minyak polos Rp. 12ribu, Malbi Rp. 13ribu satu potongnya, percis yang dengannya harga burung punai goreng, sementara sate pentol 6ribu.
Bersama Bpk Muhammad, generasi kedua pengelola Warung H. Abuk
Pilihan saya pada lauk yng menjadi sahabat Nasi Minyak ini pula diapresiasi oleh sang Bapak penjaga warung lantaran memanglah signature dari tempat ini. "Orang yng makan di sini pada biasanya ya meminta lauk-lauk yng bapak santap itu", ujarnya. Saya pun beranikan diri bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertanya apakah si Bapak ini yng bernama H. Abuk, semisal nama warung ini. "Itu nama Abah saya yng mengawali bisnis ini," begitu jawabnya sembari menyerahkan kartu nama. Sebenarnya beliau bernama Bpk Muhammad, generasi kedua yng mengelola Warung H. Abuk ini. Ramahnya Bapak Muhammad ini membuat saya tidak sungkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk meminta berfoto bersama beliau, serta beliau pun yang dengannya Amat senang menyambutnya, malah meminta anak buahnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambil gambar kami pula lewat telepon genggamnya. Sebelum berpamitan beliau pernah sempet berucap "Senang Bapak menyukai masakan di sini, serta mudah-mudahan kalau ada peluang ke Palembang lagi, Bapak mau mampir kembali ke warung kami". Pasti pak, pasti... Saya jatuh cinta yang dengannya cita rasa Nasi Minyak serta aneka lauknya dari Warung H. Abuk ini.
Peta serta Alamat Warung Nasi Minyak Haji Abuk:
Jl. DR. M. Isa No. 9 / 823, Pasar Kuto - Palembang
Koordinat GPS: -2.98043, 104.77139

Masakan lain di kota ini:




Source Article and Picture : www.banyumurti.net (Food Blogger)

Seputar Kuliner Palembang - Nasi Minyak H. Abuk

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kuliner Palembang - Nasi Minyak H. Abuk