Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Krakatau Penuh Peluh

- Minggu, Maret 26, 2017

Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Krakatau Penuh Peluh

 
Pagi menjelang jam menunjukan 04.00 alarm masing-masing dari peserta berbunyi di kamarnya. Saya yng kebetulan satu kamar yang dengannya mba RosannaSimanjuntak Blogger dari Balikpapan ini langsung bangun. Semangat donk bangun pagi mau ke Krakatau, saya langsung berbegas masuk ke kamar mandi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mandi serta berubah baju. Usai mandi saya siap-siap Kak Ros ubah mandi donk.
Kok Pagi banget ya berbie? Ini lantaran Mas Yopie sebelum kami tidur telah brefing wanti-wanti ke kami bagi atau bisa juga dikatakan untuk "ontime jam 06.00 telah hingga di Lapangan Korpri Komplek Gubernur ya!". Alhasil kami memilih jam 05.30 ketemu di Lobby.
Aheyyy di artikel ini seluruh ontime lho, jam 5.30 kami telah di Lobby seluruh salah satunya Mas Yopie serta Mas Indra yng jemput kami. Perjalanan kita mulai wah excited donkkk mau naik gunung (pertama soalnya hihi). Aku serta seluruh blogger undangan resmi Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung ini telah beranjak dari Hotel bagi atau bisa juga dikatakan untuk ke Lapangan Korpri Gubernur.
Lapangan Korpri masih sepi dari hingar bingar peserta Lampung Krakatau Festival 2016. Cuma terlihat 3 bus berjejer siap membawa kami serta beberapa panitia dari EO. Kehadiran serta kesiapan yng lain agak lambat membuat kami Perlu menunggu. Bus yng kami tunggangi mulai jalan sekitar pukul 07.00
Tetep pose di depan Lapangan Korpri
10 blogger resmi Disparekraf Provinsi Lampung

Segar Pantai Sari Ringgung menyambut Kami
40 menit kami besantai-santai di bis, tepatnya saya tidur sich percis Mba Dian. Efek bangun pagi banget tetep ngantuk ya hahaha. Owh ya Blogger yng diundang oleh Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung yakni Yayan @Omnduut serta Maman @mamanisss dari Palembang, Mas Indra @duniaindra dari Lampung, Mbak Katerina @Travelerien serta Arie @AriePitax dari Jakarta, mbak Dian @Adventurose serta mbak Lina @LinaSasmita dari Batam, mas Hari JT @MitraWisataId dari Pangkal Pinang, mbak Ros @RosannaSimanjuntak dari Pontianak serta saya dari Jogja.
Pantai Sari Ringgung ini terbilang sepi daripada pantai di Jogja (adalah jogja kaya cendol ramehh). Namun pasir putih serta hamparan lautnya yng indah membuat saya terpesona, bagai di Bali lho. Angin yng sepoi-sepoi serta indahnya lautan membuat saya terpesona ingin bermain air, namun apa daya gak mungkin.
Langkah Kaki di Pantai Sari Ringgung

Hingga di pantai kami masih menunggu bis lain yng belum merapat. Sambil nunggu biasa lah blogger kesana kemari mengambil foto ataupun sekedar selfi. Selain itu ada yng saling say hello yang dengannya peserta lain, agar bisa semakin dekat Perlu kenal donkk. Namun ada lho yng hobby ngopi langsung mlipir ke warung kopi, aku ikut mlipir seketika lumayan lah adem sambil menemani teman-teman yng ngopi.
Kok Masih nunggu? Ini lantaran bis kami yng pertama hingga, sambil menunggu bis 2-4 kami menghabiskan waktu hore-hore. Lama tidak berselang serta ngopi pun usai kami diminta kumpul serta berbaris sesuai bus nya, langsung donk saya parkir rapi bersama teman-teman di depan sendiri lantaran memanglah kami bis 1.
Sebelum mulai tur kami mendengarkan sambutan dari Asisten Gubernur Lampung ditemani Ibu kadis parekraf Prov. Lampung dilanjutkan doa bersama demi kelancaran acara serta keselamatan seluruh peserta.
Kapal Jelajah Krakatau
Kapal Hias serta Masjid Apung di Pantai Sari Ringgung
Satu per satu kami memasuki kapal kecil bagi atau bisa juga dikatakan untuk menujul kapal besar yng ada di sebrang lautan sana. Kok masih pakai kapal nelayan? Ia soalnya kapal besar itu gak mungkin mendekat terlalu dangkal. Kapal nelayan ini dihias lho lantaran sedang mengikuti Lomba dalam rangka Lampung Kreakatau Festival 2016.
Owh ya bagi atau bisa juga dikatakan untuk transit di tengah laut sebelum pindah kami diajak ke Masjid Apung di Tengah Laut, Masjid yng berdiri kokoh yang dengannya pelampung dibawahnya. Saya takjub lantaran masjid ini sungguh tenang diterpa angin serta air laut. Sholat disitu pasti ada keunikan tersendiri ya, agak goyang-goyang kalau pas air serta angin agak kencang.
Terlihat di mata saya ada 2 kapal Fiber berukuran agak kecil bersandar di belakang Masjid serta ada 1 Kapal di tengah laut berukuran besar eh berpindah pandang-an sebelah kanan ada 1 kapal kayu. Kapal Fibernya pastinyaman banget serta cepat hingga di Anak Gunung Krakatau. Kita masing-masing kapal kecil antri masuk Kapal Fiber ini, tinggal 2 kapal serta kami ditolak yang dengannya alasan penuh. Bagai cinta, seketika kami patah hati.
Pupus telah cintaku

Harapan kami naik kapal Fiber pun pupus telah lantaran penuh, kami diajak ke kapal Kayu bersama teman-teman. Hingga kapal kayu sebenarnya ada teman-teman Blogger yng diundang oleh EO disini pula. Ada kecemasan era saya masuk kapal, di kapal ini gak ada Jaket Pelampung. Kita mau bawa dari kapal kecil namun gak boleh, apa daya kami masuk yang dengannya tidak banyak miris tanpa pelampung di tangan. Entah bagaimana panitia mikirin keselamatan kami kalau tanpa Jaket Pelampung, mungkin dianggap hiu aja gak doyan ya percis kami hahahaha
Masih agak tenang saya lantaran mampu renang walau gak ahli ya. Cuma yng saya takutkan yakni mabuk laut, ingat waktu di Killuan naik kapal mabuk namun syukur hingga darat. Masuk di kapal tidak berapa lama kapal pun berangkat yang dengannya kapal yng lain, kita ber iringan bersama. Namun kapal kami Perlu tertinggal jauh lantaran orang-orang salah satunya golongan kapal cepat, semisal cinta aku yng tertinggal jauh #eh
Awal perjalanan dimulai sebagian ada yang memilih diatas kapal serta saya sendiri bersama Arie, Yayan, Mba Ros, Mba Rien n Mas Yop memilih duduk diam di dalam. Saya mulai mengikuti arie yng telah tiduran disusul teman-teman lain, beberapa pindah di bagian depan semisal Mba Rien, Mas Yopie, Mba Ros serta Maman. Saya cukup jaga diri agar bisa gak mabok lait jadi milih diem aja, sebenernya pengen foto2 namun apa daya daripada klo dah mabok bikin masalah kelak (tiduran aja lah). 1 jam perlajalanan saya sempet bertanya pada nahkoda kapal kita kira-kira hingga berapa jam? Dia menjawab "5 jam mba, kalau kapal putih 3 jam mba", seketika kaget pula ngeri kuat gak ya 5 jam di kapal? Ahhh yakin kuat donk, walau dag dig dug
Mumet mikir lama perjalanan, saya akhirnya memilih tidur saja. Awal mulanya susah bagi saya bagi atau bisa juga dikatakan untuk tidur, cuma mampu sekedar memejamkan mata lantaran otak masih saja berpikir. Takut pastilah (Pak e Mbok e help me.....). Akhirnya sesudah agak lama saya punya cara agar tidur, mikirin yng enak serta nyaman semisal liburan ke lampung sebelumnya, ke mangunan. Tanpa terasa saya terlelap oleh pikiran sendiri, era relax jadi ngantuk serta nyaman. Sesekali saya terbangun era gelombang agak tinggi ataupun era ada yng jalan di dekat saya, tatacara tidurnya pula diulang lagi relax diri.
Tidur siang bersama pun dimulai, namun tetep ya gayaaa

Pembagian Jatah Makan Siang Pukul 10.00 kira-kira ada kapal cepat menghampiri kapal kami, saya pikir ngajak pindah kapal. Eh sebenarnya salah, panitia mengantar konsumsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk kami (distribusi makanan gitu laaaahhh). Bberapa sahabat langsung menikmatinya, maklum bangun pagi buta mungkin ada yng belum sarapan. Saya mendiamkan sebentar, ntar ah takut mual (jaga diri). 30 menit berselang Mba Ros ambil makan, akhirnya saya ikut lah makan takut mual kosong duh semakin gak enak. Walau nasi gak habis, lauk saya makan tambah hibahan dari Mba Ros.
Owh ya saya gak tau detail pembagian serta distribusi makanan ini, namun era saya mau makan tinggal 3 jadilah saya, mba ros serta mba rien yng makan. Sahabat-teman cowok akhirnya Perlu mengalah yang dengannya kami. Sahabat-teman yng tak mendapatkan konsumsi ada 5 Mas Yopie, Yayan, Maman, Arie serta Hari JT. Kasihan orang-orang, telisik telisik sepertinya panitia tak menghitung ABK yng ada. ABK ikut menikmati makanan kami, karena itu ada sahabat yng tak mendapatkan makan. Kesalahan hitung di EO kayaknya.
Selesai makan perjalanan baru 2jam, masih 3 jam lagi hooaaaahhh lamanyoooo. Apa yng saya lakukan?? Tidur lagi lah, gak ada yng lain mampu di lakukan (penggemukan tingkat dewa). Perjalanan full saya genakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tidur saja, main hp gak ada sinyal, permainan takut semakin mual. Jadilah tidur saja bermain demgan imajinasi sendiri.
Tidak lebih 30 menit saya dibangunkan oleh Mas Yopie, telah hingga. Ahhh sakin excited nya saya langsung duduk, sebenarnya salah posisi agak mual membuat saya tidak lebih pas langsung duduk. Bukannya nyaman saya bahkan semakin mual serta nggliyer, saya coba jaga keseimbangan pelan-pelan walau main mual. Pelan-pelan saya paksa duduk sambil antri turun dari kapal. Kapal kayu kami cukup besar jadi gak mampu langsung ke bibir pantai, akhirnya kami naik kapal kecil bagi atau bisa juga dikatakan untuk lebih dekat hingga bibir pantai.
Anak Gunung Krakatau telah dekat! Siap mendaki yoookk!

Menjulang Indah Anak Gunung Krakatau Melihat dari kapal saya telah takjub ah indah banget anak gunung krakatau ini. Sesudah itu mikir lagi, mampu gak ya aku naik? Ahh kita coba, coba semaksimal mungkin yukkk! Gakk kuat ya udah duduk cantik aja, bahagia melihat teman-teman naik (alasan mulia gak capek hahaha)
Sebelum naik ritual utama yakni kamar kecil, secara 5 jam diatas kapal tanpa Buang air kecil itu rasanya istimewaaahhhh. Eh kamar mandi rusak jadilah kami Buang air di bilik darurat. Uniknya air yng dipakai panas lho, gak butuh pakai pemanas air udah panas ngirit gas hehehe. Sambil menunggu teman-teman sholat saya duduk cantik dibawah pohon sambil menghilang-kan mual yng masih tersisa, bukan sisa sich namun masih buanyaaaakkk pokoknya sulit digambarkan.
Eh ia teman-teman yng belum makan di requestkan makan, namun lantaran Perlu masak dulu jadilah kita milih naik gunung dulu. Laper naik gunung?? Lemes pasti, namun semangat ya cooooyyyy.......Perlengkapan disiapkan daaaaannn saatnya naikkkkk. Tunggu kisaaahh selanjutnyaaaaa.........

Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Krakatau Penuh Peluh

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Krakatau Penuh Peluh