Wisata : Candi Ijo

- Senin, Februari 13, 2017

Wisata : Candi Ijo

 
Menyusuri jalan menuju bagian selatan kompleks Istana Ratu Boko merupakan sebuah perjalanan yng mengasyikkan, lebih-lebih bagi penikmat wisata budaya. Bagaimana tak, bangunan candi di sana bertebaran bak cendawan di musim hujan. Satu diantaranya yng belum tidak sedikit menjadi perbincangan merupakan Candi Ijo, sebuah candi yng letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yng dikenal yang dengannya Bukit Hijau ataupun Gumuk Ijo yng ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Lantaran ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yng mampu dinikmati akan tetapi pula pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras semisal di daerah pertanian yang dengannya kemiringan yng curam. Walau bukan daerah yng subur, pemandangan alam di sekeliling candi Amat indah bagi atau bisa juga dikatakan untuk dinikmati.
Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yng terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekalian halaman menuju pintu masuk adalah teras berundak yng membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yakni candi utama, serta tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi merupakan yng paling sakral.
Ragam bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yng tergolong candi Hindu ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara yang dengannya motif kepala ganda serta beberapa atributnya. Motif kepala ganda serta atributnya yng pula mampu dijumpai pada candi Buddha menunjukan bahwasanya candi itu merupakan bentuk akulturasi kebudayaan Hindu serta Buddha. Beberapa candi yng mempunyai motif kala makara serupa antara lain Ngawen, Plaosan serta Sari.
Ada juga arca yng menggambarkan sosok perempuan serta laki-laki yng melayang serta mengarah pada sisi tertentu. Sosok yang telah di sebutkan bisa memiliki beberapa makna. Pertama, menjdai suwuk bagi atau bisa juga dikatakan untuk mngusir roh jahat serta kedua menjdai lambang persatuan Dewa Siwa serta Dewi Uma. Persatuan yang telah di sebutkan dimaknai menjdai awal terciptanya alam semesta. Berbeda yang dengannya arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tak mengarah pada erotisme.
Menuju bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat semisal bak tempat api pengorbanan (homa). Tepat di bagian atas tembok belakang bak yang telah di sebutkan terdapat lubang-lubang udara ataupun ventilasi berbentuk jajaran genjang serta segitiga. Adanya tempat api pengorbanan adalah cermin masyarakat Hindu yng memuja Brahma. Tiga candi perwara menunjukan penghormatan masyarakat pada Hindu Trimurti, yakni Brahma, Siwa, serta Whisnu.
Satu dari sekian banyaknya karya yng menyimpan misteri merupakan dua buah prasasti yng terdapat atau terletak di bangunan candi pada teras ke-9. Satu dari sekian banyaknya prasasti yng diberi kode F bertuliskan Guywan ataupun Bluyutan berguna pertapaan. Prasasti lain yng terbuat dari batu berukuran tinggi 14 cm serta tebal 9 cm memuat mantra-mantra yng diperkirakan berupa kutukan. Mantra yang telah di sebutkan ditulis sebanyk 16 kali serta diantaranya yng terbaca merupakan "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Mampu jadi, kedua prasasti yang telah di sebutkan erat yang dengannya terjadinya peristiwa tertentu di Jawa era itu. Apakah peristiwanya? Sampai-sampai kini belum terkuak.
Mengunjungi candi ini, kamu mampu menjumpai pemandangan indah yng tidak akan mampu dijumpai di candi lain. Bila menghadap ke arah barat serta memandang ke bawah, kamu mampu melihat pesawat take off serta landing di Bandara Adisutjipto. Pemandangan itu mampu dijumpai lantaran Pegunungan Seribu tempat berdiri candi ini menjadi batas bagian timur bandara. Lantaran keberadaan candi di pegunungan itu juga, landasan Bandara Adisutjipto tidak mampu diperpanjang ke arah timur.
Setiap detail candi menyuguhkan sesuatu yng bermakna serta mengajak penikmatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk berefleksi menjadikan perjalanan wisata tidak sekedar ajang bersenang-senang. Adanya tidak sedikit karya seni rupa hebat tanpa disertai nama pembuatnya menunjukan pandang-an masyarakat Jawa era itu yng lebih menitikberatkan pada pesan moral yng dibawa oleh suatu karya seni, bukan si pembuat ataupun kemegahan karya seninya.
Sumber : http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/ijo/

Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Wisata : Candi Ijo

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wisata : Candi Ijo