Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Darat bersama Sahabat

- Kamis, Juni 15, 2017

Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Darat bersama Sahabat

 
Cerita kemarin ihwal Menggapai Krakatau Penuh Peluh membuat saya menyadari betapa seluruh hal tidak semudah kelihatannya, selalu ada gelombang menghalau. Tekad yng luar biasa teman-teman membuat saya pula ikut semangat era menjalanani.
Kita lanjut ceritanya yaaaa.....
Walau lapar sahabat saya ber 5 tetep semangat bagi atau bisa juga dikatakan untuk naik gunung bersama. Saya sendiri mungkin yng agak pesimis mampu naik, lantaran asli perut gak karuan. Efek perut gak karuan jadi mumet, mual serta keringat dingin mengucur. Penasaran akan bentuk anak gunung krakatau membuat saya tetap ingin berusaha berupaya yang dengannya sekuat tenaga, lumayan kalau mampu 1/2nya (membela diri hehehe). Namun saya salut teman-teman tetap semangat naik gunung penuh senyum walau lapar melanda hihi
3 Dara melepas Penat
Kami memutuskan naik lantaran menu makanan sedang dimasakkan oleh panitia bagi atau bisa juga dikatakan untuk teman-teman. Berupaya mendaki penuh peluh serta semangat, akhirnya saya menyerah di 1/2 jalan. Berbaik hati Mba Rien serta Mas Yopie menemani saya, seketika saya langsung tiduran kadena badan berasa melayang keudara. Beberapa saat memejamkan mata serta ambil nafas lumayan enak, saya berupaya duduk. Melihat Mba Rien foto-foto, saya pun ikut beranjak bagi atau bisa juga dikatakan untuk foto (rugi gak foto udah hingga anak krakatau). Saya langsung ngomong "Mas Yop foto aku donkkk", dia langsung angkat kamera bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengabadikan kelebayan saya. Senyum serta penuh gaya setiap era, walau masih menahan mual.
Sesudah bergaya mual pun mulai datang, yang dengannya gemulai duduk lagi (gemulai kaya nari hehe). Beberapa sahabat yng hingga atas Mba Ros, Mas Indra, Yayan, Maman, Arie, Mba Dian, Hari JT serta Mba Lina, sedangkan aku, Mba Rien serta Mas Yopie separuh. Gak lama teman-teman diatas ada panggilan bagi atau bisa juga dikatakan untuk turun kembali lantaran mau pulang ke Pantai Sari Ringgung. Era turun kami selingi nyanyi serta bercanda hingga nari ala Ages Monikah haha. Hingga bawah teman-teman cowok yng belum makan diminta menikmati makanan, agar bisa gak lemas coyy.
Sahabat-teman masih menikmati makanan serta saya leyeh-leyeh ada mas panitia menawari kami pindah ke kapal cepat serta kami langsung semangat "okeh". Saya serta teman-teman merapat ke pinggir pantai menunggu dijemput skoci, ada beberapa orang naik skoci mengarah ke kapal cepat. Habis ini gantian kami donk uang dijemput, namun nasib mengatakan lain kami ditolak yang dengannya alasan penuh (duaarr patah hari :( ). Walau sedih ada php, kami tetap tersenyum lantaran Geng Cheboxx bersama utuhhh gak terpisah. Kami ini salah satunya unik, udah ditinggal masih aja sempet ngakak serta pepotoan bareng haha
Skoci bagian kami datang serta membawa kembali ke kapal kayu kebanggan kami (ea bangga cooyyy). Satu per satu kami masuk kembali ke kapal sekitar jam 17.00 sore, ada sekitar 14 orang di kapal ini selain awak kapal. Ketakutan mulai muncul lantaran pasti hingga darat malam, ah bukan takut namun lebih waspada saja. Perjalanan malam itu kadang ngeri, gelombang mampu datang lebih besar. Kapal pun mulai berangkat membawa kamj kembali kedarat. Kembali ke kisah awal berupaya tidur saja daripada semakin mual, beberapa langsung mencari tempat nyaman masing-masing. Saya masih setia tidur didalam bersama Yayan, Arie. Sahabat-teman yng lain kadang dibawah namun pula kadang naik, orang-orang ampuh pendapat dari saya lantaran gak mual serta enjoy banget (pengen namun tidak sanggup).
Tersenyum merski ditinggal (lagi)
Ditemani 1 penerangan lampu di kapal, lumayan membuat kami mampu saling melihat satu salam lain. Malam menjelang saya terasa gelombang agak besar serta gak bersahabat. Kadang saya yng tidur di dalam kapal kena cipratan air laut, goyangan kapal pun asoy (berasa lagi goyang ngeborrr). Tidak lama gelombang tinggi saya terasa air makin tidak sedikit, sebenarnya hujan lebat pun menemani kami. Semakkn hujan, gelombang makin tinggi. Goyangan ala biduan berasa semakin kencang, teman-teman yng ada diatas memilih turun lantaran basah. Kami yng dibawah Perlu mulai menyelamatkan barang-barang bernilai dari tetesan air hujan. Lebatnya hujan membuat tetesan air masuk, beberapa sahabat pula duduk mencari tempat yng nyaman agar bisa tak basah.
Perjalanan dari awal saya serta teman-teman perkirakan hingga jam 9/10 malam. Di kapal saya terasa waktu berjalan Amat lambat. Walau waktu terasa lama, saya tetap menikmatinya. Sahabat-teman mulai diam serta memilih tidur, selain bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghilang-kan mual pula bagi atau bisa juga dikatakan untuk beristirahat. Malam makin menjelang jam 22.00 kami belum hingga darat, tidak tau apa jang terlaksana diluar sana menunggu saja lah daripada semakin mual.
Penenerangan Romantis di Dalam Kapan (sumber : duniaindra)

Masih menunggu kapan hingga darat, mendadak kapal kecil menghampiri kami. Entah apa yng orang-orang bicarakan antara awak kapal, kami diminta pindah kapal kecil agar bisa segera hingga darat. Demi daratan kami rela (hasyah), kami seluruh yng ada di dslam kapal mulai beralih. Pindahnya gak pakai lift lho, cukup lompat dari kapal satu ke satunya (kaya mall aja pake lift broh).
Seluruh telah pindah di kapal kecil, sayup-sayup saya dengar si empunya kapal menghubungi seseorang berbicara "seluruh peserta telah di evakuasi" (wih evakuasi?? Ada apa??). Sesudah menutup telp si Bapak mengatakan bahwasanya kapal kami hilang kontak, selain itu nahkoda kapal tadi hampir membawa kita ke arah Pahawang bukan ke Pantai Sari Ringgung. Owwhhhh baru tau sebenarnya kita hilang, kita cuma nyadar lama aja hahahaha. Kira-kira 1jam di kapal kecil akhirnya daratan dekat, ah sennagnya melihat daratan segerrr. Hingga darat telah ada beberapa orang menunggu kami, mengatakan "syukurlah telah hingga darat" (makasih pak menghawatirkan saya #tsah).
Hingga darat kami langsung masuk bis. Mual telah mereda, namun masuk angin serta lapar mulai datang. Gimana gak laper yang terakhir makan jam 10.00 pagi serta gak keisi apapun. Menunggi di bis cukup lama lantaran panitia Perlu koordinasi, akhirnya bis jalan kira-kira jam 00.00 dari Pantai Sari Ringgung bagi atau bisa juga dikatakan untuk kembali ke Bandar Lampung. Lewat lapangan korpri telah sepi cuma ada beberapa orang. Mas Indra turun bagi atau bisa juga dikatakan untuk ambil kendaraan beroda empat, kasihan sendiri aku inisiatif ikut turun nemenin. Kendaraan beroda empat masih setia ditempatnya, kami langsung mengikuti bis menuju ke rumah makan.
Hingga rumah makan padang. Kami langsung yang dengannya semangat menikmatinya, walau angin di perut berputas tetap Perlu diisi agar bisa gak masuk angin. Minuman panas kami minum biar angetttt. Ahhh segaaarrrrr
Pengalaman Amat memberikan kesan serta istimewa. Dari perjalanan ini saya mendapatkan tidak sedikit nasihat "Perjalanan sesulit apapun andai anda melakoni berasama-sama serta saling membantu akan terasa gampang". Anda sekalian memanglah istimewah Geng Chebooxxx! Miss u guys! See u next trip ya Guys
Muka Lelah serta Lapar



Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Darat bersama Sahabat

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Lampung Krakatau Festival 2016 : Menggapai Darat bersama Sahabat