Kuliner : Kopi Joss Tugu

- Selasa, Maret 14, 2017

Kuliner : Kopi Joss Tugu

 
Tahukah kamu sebuah tempat di Yogyakarta tempat mahasiswa, komunitas cyber semisal blogger serta chatter, wartawan, seniman, budayawan, tukang becak, sampai-sampai penjaja cinta mampu berbincang santai? Andai kamu pernah belajar di Yogyakarta, dimana kamu dulu berembug bersama sahabat perihal tema skripsi ataupun tugas sekolah? Di antara sekian tempat yng kamu sebutkan, pasti angkringan Lik Man yng terdapat atau terletak di sebelah utara Stasiun Tugu menjadi di antaranya. Wajar, karena tempat itu sudah menjadi favorit tidak sedikit orang.Kami mengajak kamu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati nuansa Angkringan Lik Man yng pernah dirasakan oleh tidak sedikit orang. Kamu mampu berjalan ke utara dari arah Malioboro ataupun Stasiun Tugu sampai-sampai menemukan jalan kecil ke arah barat, lantas berbelok. Kamu akan menemukan angkringan yng dimaksud tidak jauh dari belokan, tepatnya di sebelah kiri jalan. Cirinya, ada dua buah bakul yng dihubungkan yang dengannya bambu, anglo yang dengannya arang yng membara, dan deretan gelas yng ditata. Angkringan Lik Man adalah angkringan legendaris, karena pedagangnya merupakan generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta yng biasanya berasal dari Klaten. Lik Man yng bernama asli Siswo Raharjo adalah putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yng berjualan sejak tahun 1950-an. Warung berkonsep angkringan yng dulu disebut 'ting ting hik' diwariskan kepada Lik Man tahun 1969. Sejak itu, menjamurlah angkringan-angkringan lain.Begitu hingga di angkringan yng buka pukul 18.00 ini, kamu mampu memesan bermacam minuman yng ditawarkan, panas ataupun dingin. Pilihan minuman favorit merupakan Kopi Joss, kopi yng disajikan panas yang dengannya diberi arang. Kelebihan kopi itu merupakan kadar kafeinnya yng rendah lantaran dinetralisir oleh arang. Tidak usah khawatir itu cuma mitos, karena Kopi Joss lahir dari penelitian mahasiwa Universitas Gadjah Mada yng kebetulan Suka nongkrong di Angkringan Lik Man.Aneka macam makanan pula disediakan, ada sego kucing berlauk oseng tempe serta sambal teri sampai-sampai gorengan serta jadah (makanan dari ketan yng dipadatkan berasa gurih) bakar. Sego kucing di Angkringan Lik Man yng harganya Rp 1.000,00 tidak kalah lezat yang dengannya masakan lain-lainnya karena nasinya pulen serta oseng tempe serta sambal terinya berbumbu pas. Menikmati sego kucing yng selalu disajikan dalam keadaan Anget yang dengannya lauk gorengan ataupun sate telur selain lezat pula tidak menguras uang.Andai menjumpai makanan dalam keadaan dingin, kamu bisa meminta pedagang bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghangatkannya yang dengannya tips dibakar. Lauk pauk yng menjadi lebih lezat disaat dibakar merupakan mendoan (tempe goreng tepung), tahu susur, tempe bacem, endas (kepala ayam) serta tentu saja jadah. Bila tidak nyaman makan yang dengannya bungkus nasi saja ataupun kamu makan dalam jumlah tidak sedikit, pedagang angkringan menyediakan piring bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyamankan acara makan kamu.Kamu mampu memilih tempat duduk di dua tempat yng disediakan. Andai ingin berbincang yang dengannya pedagang, kamu mampu duduk di dekat bakul ataupun anglo. Selain bisa bercerita yang dengannya Lik Man, duduk di dekat bakul akan mempermudah andai ingin tambah makanan. Akan tetapi bila ingin lebih berakraban yang dengannya sahabat, kamu mampu duduk di tikar yng digelar memanjang di trotoar seberang jalan. Tidak butuh khawatir ruang yng tak cukup karena panjang trotoar yng digelari tikar hampir 100 meter.Sambil duduk, kamu diberi kebebasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbicara apapun. Orang-orang yng Suka datang ke angkringan ini membicarakan banyak sekali hal, mulai tema-tema serius semisal rencana demostrasi serta tema edisi di majalah mahasiswa sampai-sampai yng ringan semisal kemana hendak liburan ataupun sekedar tertawaan tidak terperinci yng Suka disebut yang dengannya gojeg kere. Tidak ada larangan formal, akan tetapi yng terperinci butuh melindungi budaya angkringan, yakni tepo sliro (toleransi), kemauan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membagikan serta biso rumongso (melindungi perasaan orang lain). Mampu diartikan tidak butuh berebut tempat serta menghargai orang lain yng duduk berdekatan.Sejumlah tokoh terpandang sudah menjadikan Angkringan Lik Man menjdai tempat menikmati malam. Ada Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Emha ainun Nadjib, Bondan Nusantara sampai-sampai Marwoto. Maka, tidak seharusnya kamu melewatkan suasana malam kota Yogyakarta tanpa berkunjung ke Angkringan Lik Man. Nikmatilah nuansa yng pernah dinikmati oleh tidak sedikit orang Yogyakarta serta sejumlah tokoh yng disebut di atas.Sumber : http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/traditional-culinary/angkringan-lik-man/


Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Kuliner : Kopi Joss Tugu

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kuliner : Kopi Joss Tugu