Wisata : Kerato Yogyakarta

- Minggu, April 16, 2017

Wisata : Kerato Yogyakarta

 
Lonceng Kyai Brajanala berdentang beberapa kali, suaranya tak cuma memenuhi Regol Keben akan tetapi terdengar sampai-sampai Siti Hinggil serta Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta. Sedangkan di Sri Manganti terdengar lantunan tembang dalam Bahasa Jawa Kuna yng didendangkan oleh seorang abdi dalem. Sebuah kitab tua, sesaji, lentera, serta gamelan terhampar di depannya. Bunyi tembang jawa yng mengalun pelan bercampur yang dengannya wangi bunga serta asap dupa, menciptakan suasana magi yng melenakan. Di sisi kanan nampak 4 orang abdi dalem lain yng bersiap bagi atau bisa juga dikatakan untuk bergantian nembang. Di luar pendopo, burung-burung berkicau yang dengannya riuh sambil terbang dari pucuk pohon sawo kecik yng tidak sedikit tumbuh di kompleks Kraton Yogyakarta lantas hinggap di atas rerumputan.Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ataupun yng saat ini lebih dikenal yang dengannya nama Kraton Yogyakarta adalah pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yng ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak cuma menjadi tempat tinggal raja serta keluarganya semata, Kraton pula menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa, sekalian penjaga nyala kebudayaan yang telah di sebutkan. Di tempat ini wisatawan bisa belajar serta melihat secara langsung bagaimana budaya Jawa terus hidup dan dilestarikan. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan sesudah penandatanganan Perjanjian Giyanti. Dipilihnya Hutan Beringin menjdai tempat berdirinya kraton dikarenakan tanah yang telah di sebutkan diapit dua sungai menjadikan dianggap baik serta terlindung dari mungkin banjir. Walau telah berusia ratusan tahun serta pernah sempet rusak akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetap berdiri yang dengannya kokoh serta terawat yang dengannya baik.Mengunjungi Kraton Yogyakarta akan memberikan pengalaman yng bernilai sekalian mengesankan. Kraton yng menjadi pusat dari garis imajiner yng menghubungakn Pantai Parangtritis serta Gunung Merapi ini mempunyai 2 loket masuk, yng pertama di Tepas Keprajuritan (depan Alun-alun Utara) serta di Tepas Pariwisata (Regol Keben). Andai masuk dari Tepas Keprajuritan maka wisatawan cuma mampu memasuki Bangsal Pagelaran serta Siti Hinggil dan melihat koleksi beberapa kereta kraton sedangkan andai masuk dari Tepas Pariwisata maka Kamu mampu memasuki Kompleks Sri Manganti serta Kedhaton di mana terdapat Bangsal Kencono yng menjadi balairung utama kerajaan. Jarak antara pintu loket pertama serta kedua taklah jauh, wisatawan cukup menyusuri Jalan Rotowijayan yang dengannya jalan kaki ataupun naik becak.Ada tidak sedikit hal yng mampu disaksikan di Kraton Yogyakarta, mulai dari aktivitas abdi dalem yng sedang melakukan tugasnya ataupun melihat koleksi barang-barang Kraton. Koleksi yng disimpan dalam kotak kaca yng tersebar di banyak sekali ruangan yang telah di sebutkan mulai dari keramik serta barang pecah belah, senjata, foto, miniatur serta replika, sampai-sampai aneka jenis batik beserta deorama proses pembuatannya. Selain itu, wisatawan pula mampu menikmati pertunjukan seni yang dengannya jadwal berbeda-beda setiap harinya. Pertunjukan yang telah di sebutkan mulai dari wayang orang, macapat, wayang golek, wayang kulit, serta tari-tarian. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati pertunjukkan seni wisatawan tak butuh mengeluarkan biaya tambahan. Andai datang pada hari selasa wage, Kamu mampu menyaksikan lomba jemparingan ataupun panahan gaya Mataraman di Kemandhungan Kidul. Jemparingan ini dilaksanakan dalam rangka tinggalan dalem Sri Sultan HB X. Keunikan dari jemparingan ini merupakan setiap peserta wajib mengenakan busana tradisional Jawa serta memanah yang dengannya posisi duduk.Usai menikmati pertunjukan macapat, beranjak mengitari kompleks kraton serta masuk ke Museum Batik yng diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tahun 2005. Koleksi museum ini cukup beragam mulai dari aneka kain batik sampai-sampai perlengkapan membatik dari masa HB VIII sampai-sampai HB X. Selain itu di museum ini pula disimpan beberapa koleksi hadiah dari sejumlah pengusaha batik di Jogja ataupun daerah lain. Era sedang menikmati koleksi museum, pandang-an tertuju pada satu dari sekian banyaknya sumur tua yng dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono VIII. Di atas sumur yng sudah ditutup mempergunakan kasa alumunium yang telah di sebutkan terdapat goresan pena yng melarang pengunjung memasukkan uang. Penasaran yang dengannya maksud kalimat yang telah di sebutkan mendekat serta melihat ke dalam sumur, sebenarnya di dasar sumur terdapat kepingan uang logam serta uang kertas yng berhamburan.Puas berjalan mengitari Kraton Yogyakarta, melangkahkan kaki keluar regol yang dengannya hati riang. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, terlihat sebuah papan nama yng memberikan kelas belajar nembang / macapat, menulis serta membaca huruf jawa, menari klasik, dan belajar mendalang. Rupanya di Kompleks Kraton Yogyakarta ada beberapa tempat kursus ataupun tempat belajar budaya dan kesenian Jawa. Jam Buka: 08.00 - 14.00 WIBTiket masuk:• Tepas Kaprajuritan: Rp. 3.000• Tepas Pariwisata: Rp. 5.000Ijin kamera/video: Rp. 1.000sumber : http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/historic-and-heritage-sight/kraton/


Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Wisata : Kerato Yogyakarta

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wisata : Kerato Yogyakarta