Wisata : Gedung Bank Indonesia Yogyakarta

- Rabu, Februari 22, 2017

Wisata : Gedung Bank Indonesia Yogyakarta

 
Selama ratusan tahun mendiami Indonesia, salah satunya Yogyakarta, Belanda meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan itu oleh warga Yogyakarta Suka disebut loji lantaran ukurannya yng besar yang dengannya halaman yng luas. Beberapa loji peninggalan itu kini mampu dinikmati keindahannya yang dengannya tidak banyak biaya, cuma butuh menyusuri daerah pusat kota Yogyakarta, berawal dari perempatan Kantor Pos Besar ataupun kilometer 0.
Loji tertua di Yogyakarta terdapat atau terletak persis di seberang Kantor Pos Besar, yakni sebuah bangunan yng kini dinamai Benteng Vredeburg. Bangunan benteng yng Suka disebut Loji Besar ataupun Loji Gede itu dibangun pada tahun 1776 - 1778, cuma dua tahun berselang sesudah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, satu dari sekian banyaknya pecahan kerajaan Mataram. Benteng yng semula bernama Rustenburg itu konon sengaja didirikan di poros Kraton - Tugu agar mampu mengawasi gerak-gerik Kraton.
Menjdai sebuah benteng, daerah Loji Besar dilengkapi yang dengannya beragam bangunan yng mendukung, misalnya tempat pengintaian sampai-sampai peristirahatan bagi para serdadu. Semasa Loji Besar masih dipakai menjdai benteng, terdapat sebuah meriam yng sengaja diarahkan ke Kraton dalam posisi siaga tembak menjadikan membuat mudah penyerangan. Hal itu di lakukan agar pihak Kraton mengakui bahwasanya Belanda mempunyai kekuatan.
Kini, kamu mampu menyusuri setiap sudut Loji Besar yang telah di sebutkan lantaran daerah itu sudah dibuka bagi atau bisa juga dikatakan untuk umum. Selain bangunan benteng yng mempunyai rancang bangun khas Eropa, kamu pula mampu melihat diorama perjuangan Indonesia mencapai maupun meraih kemerdekaan. Satu yng janggal dari benteng ini merupakan namanya yng tidak cocok yang dengannya gambaran sebuah benteng, Rust berguna istirahat, vrede berguna perdamaian sedangkan burg berguna benteng. Rustenberg yng berguna benteng peristirahatan ataupun Vredeburg yng berguna benteng perdamaian terperinci bukan nama yng tepat.
Dari Vredeburg, sebuah loji yng paling terlihat merupakan Loji Kebon, kini dikenal yang dengannya nama Gedung Agung. Bangunan yng pula bergaya eropa itu didirikan tahun 1824 serta dipakai menjdai Gedung Karesidenan. Halaman Loji Kebon Amat luas serta dihiasi arca-arca yng dikumpulkan para pejabat Belanda dari penjuru kota Yogyakarta. Tahun 1912, kompleks Loji Kebon dilengkapi yang dengannya bangunan Societeit de Vereniging, tempat pejabat Belanda berdansa yang dengannya iringan biola.
Semisal halnya Loji Besar, Loji Kebon pun pula menjadi saksi sejarah. Pembangunan gedung yng dirancang A Payen ini pernah sempet berhenti lantaran Perang Diponegoro tahun 1825 - 1830 yng hampir membuat pemerintah Belanda bangkrut. Pada Masa Jepang, gedung ini menjadi kediaman petinggi Jepang bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan. Demikian juga sejak ibukota Indonesia beralih ke Yogyakarta 6 Januari 1946, gedung ini menjadi istana kepresidenan. Sampai-sampai kini, walau ibukota Indonesia beralih lagi ke Jakarta, gedung ini tetap berstatus istana kepresidenan.
Tempat loji lain merupakan Loji Kecil yng berlokasi di sebelah timur Vredeburg kini, tetapnya wilayah Shopping sampai-sampai hampir perempatan Gondomanan. Berbeda yang dengannya Loji Besar yng berfungsi menjdai benteng serta Loji Kecil yng berfungsi menjdai gedung pemerintahan, Loji Kecil berfungsi menjdai wilayah hunian. Kini, walau tinggal segelintir, kamu masih mampu menikmati beberapa bangunan lawas itu, diantaranya yng berada di kompleks Taman Pintar. Di daerah itu pula terdapat Gedung Societet Militair yng dahulu dipakai menjdai tempat para serdadu militer Belanda bersantai.
Tempat Loji kecil adalah pusat daerah hunian orang Belanda pertama di Yogyakarta. Sejumlah fasilitas pendukung kini pula masih mampu dinikmati keindahannya, misalnya gereja Protestansche Kerk yng berdiri tahun 1857 (kini menjadi Gereja Kristen Marga Mulya, berlokasi di utara Gedung Agung) serta Gereja Fransiskus Xaverius Kudul Loji (bangunan lama) yng berdiri tahun 1870, berada di sebelah selatan daerah Loji Kecil.
Satu daerah loji lain yng tidak kalah menarik merupakan Loji Setan. Dinamakan demikian lantaran gedung yng sampai-sampai kini tidak diketahui tahun pembangunannya itu dikenal angker. Tidak sedikit orang mengatakan, pada ruang sebelah timur serta aula tengah Suka terdengar bunyi orang meminta tolong serta bunyi iringan musik dansa. Gedung yng kini berfungsi menjdai kantor DPRD ini pendapat dari cerita pernah disinggahi Gubernur Jendral Raffles pada tanggal 15 Mei 1812, era Belanda telah berkuasa di Yogyakarta.
Loji Setan sejak beberapa lama mempunyai beragam fungsi. Di masa lalu, gedung ini Suka dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk tempat bermeditasi serta menjdai ruang pameran, misalnya pameran oleh Luch Bescherming Dienst pada tahun 1940. Pasca Kemerdekaan, gedung yng pada awal mulanya bernama Loji Marlborough ini dipakai menjdai kantor Komite Nasional Indonesia (1945 - 1949), kantor Dewan Pertahanan Negara serta penyelenggaraan sidang Kabinet (1948).
Kelilingilah setiap loji, sepenggal demi sepenggal cerita yng didapat akan memperkaya wawasan sejarah kamu.

Source Article and Picture : www.kulinerwisata.com

Seputar Wisata : Gedung Bank Indonesia Yogyakarta

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wisata : Gedung Bank Indonesia Yogyakarta